Padang

AIR TERJUN LEMBAH ANAI

Air terjun Lembah Anai terletak di pinggir jalan yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Bukittinggi, dua kota yang menjadi sentra bagi tata pemerintahan, pertumbuhan ekonomi, dan pariwisata di Provinsi Sumatra Barat. Lokasinya yang tepat berada di sisi jalan, membuat air terjun ini mampu menarik perhatian para wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Air terjun ini termasuk ke dalam kawasan konservasi cagar alam Lembah Anai, namun sayangnya cagar alam tersebut seolah tersembunyi di balik nama besar Air Terjun Lembah Anai.
Keindahan panorama yang dipancarkan Air Terjun Lembah Anai dengan “citra alam” yang masih asri menunjang peningkatan kunjungan para wisatawan ke daerah Sumatra Barat,. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas pariwisata menetapkan objek wisata Air Terjun Lembah Anai sebagai salah satu ikon pariwisata di provinsi tersebut.


Sumber Air Terjun Lembah Anai berasal dari Gunung Singgalang. Airnya yang jernih mengalir menyusuri perbukitan menuju lereng, lalu mengalir terus melewati cagar alam Lembah Anai sebelum sampai di tepi tebing yang curam. Dari tebing ini, aliran air kemudian terjun ke dasar lembah yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter dan membentuk kawah tempat air berkumpul. Airnya yang turun dengan cepat saling susul-menyusul dan memercikkan kabut air. Kabut tersebut membentuk gugusan indah yang berwarna-warni ketika disinari oleh cahaya mentari.
Sebelum sampai di lokasi, baik bagi para wisatawan yang datang dari Kota Padang maupun Kota Bukittinggi akan melewati jalan yang berkelok-kelok dengan pemandangan yang indah. Di sebelah kanan dan kiri jalan, para pelancong dapat menyaksikan lembah dan bukit yang menghijau ditumbuhi aneka pohon. Di sepanjang jalan menjelang Air Terjun Lembah Anai, para wisatawan juga dapat menyaksikan monyet-monyet yang berkeliaran seakan-akan dengan senang hati menyambut kehadiran para pelancong yang datang dari jauh. Hal tersebut juga tidak jauh berbeda dengan suasana yang ada di sekitar objek wisata, di mana gerombolan monyet juga banyak berkeliaran.


MINANGKABAU VILLAGE 


Minangkabau Village atau Perkampungan Minangkabau ini merupakan salah satu objek wisata yang menghadirkan suasana Minangkabau yang amat kental. Pada dasarnya, Minangkabau Village ini terbagi dari dua klasifikasi wilayah, yang pertama adalah rest area.

Di wilayah ini anda akan menemukan lokasi untuk bersantai seperti rumah makan yang menyajikan kuliner-kuliner khas Minang. Ada pula taman yang indah, kolam pemancingan dan masjid yang bisa anda gunakkan untuk beribadah ketika berkunjung ke Minangkabau Village.

Sedangkan pada wilayah kedua, merupakan sentra perkampungan Minangkabau. Di wilayah inilah anda akan melihat berbagai macam rumah-rumah adat dari berbagai kabupaten yang tergolong dalam rumah adat khas Minang.

Diantaranya anda bisa melihat rumah adat khas Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Koto dan lain sebagainya.

Nah, rumah-rumah adat ini tak hanya berfungsi sebagai pajangan saja. Jika anda berminat, beberapa rumah adat di sini bisa di sewa untuk menjadi cottage atau penginapan selama anda berada di Kota Padang Panjang.

Tak hanya memiliki rumah-rumah adat, kawasan sentra perkampungan Minangkabau juga dilengkapi dengan fasilitas berupa lapangan golf, arena bermain anak-anak, arena permainan bola tampar, rumah kincir, surau yang memiliki ciri khas Minang, arena budaya, rangkiang (lumbung padi) dan lain sebagainya.

Semua bisa anda coba ketika berwisata ke objek wisata Minangkabau Village. Lokasi dari rest area dan sentra perkampungan ini dihubungkan oleh sebuah jembatan gantung yang memiliki panjang sekitar 50 meter, sehingga mempercantik suasana yang dihadirkan di Minangkabau Village.

Belum puas dengan keragaman budayanya, dari kawasan Minangkabau Village, anda bisa merasakan keindahan alam lainnya yakni melihat kegagahan tiga buah gunung berapi aktif yang mengelilingi Kota Padang Panjang.

Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Marapi, Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek. Cuaca Padang Panjang yang sejuk karena berada di kawasan perbukitan dan pegunungan, tentunya juga mampu memberikan daya tarik tersendiri untuk wisata anda di kota yang juga memiliki julukan kota hujan di Sumatera Barat.


PUTRI MINANG

Putri Minang Padang Panjang ialah sebuah  tempat menjual  barangan sulaman seperti kain songket, batik dan kain pelekat yang semuanya diolah sendiri. Disini juga menjual bermacam jenis kerajinan tangan khas Sumatra Barat.


PANDAI SIKEK

Pandai Sikek merupakan salah satu nagari yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari ini terletak di dekat Batusangkar, ibu kota dari kabupaten Tanah Datar. Nagari Pandai Sikek juga dikenal sebagai tempat pengrajin tenun, dan ini diapresiasikan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam gambar mata uang pecahan 5.000 rupiah.


ISTANO SILINDUANG BULAN
Rumah Gadang Tuan Gadih Istano Silinduang Bulan adalah rumah gadang yang sangat khusus dengan model alang babega. Mempunyai tujuh buah gonjong (tajuk) yang megah seakan mencucuk langit. Model alang babega merupakan khas rumah gadang raja.
Istano Silinduang Bulan disebut juga rumah gadang sambilan ruang dengan ukuran 28 x 8 meter, dan di halamannya berdiri dua buah rangkiang yang bernama Si Bayau-bayau dan Si Tinjau Lauik. Rumah Gadang ini mempunyai empat buah bilik (kamar tidur) dan dua buah anjung. Di samping kanan bernama Anjung Emas dan di samping kiri Anjung Perak. Di bagian belakangnya terdapat sebuah dapur yang khas. Tiang penyangga rumah gadang ini berjumlah 52 buah, terdiri dari : delapan buah di barisan depan disebut tiang tapi panagua alek, barisan kedua memanjang bangunan terdapat 12 buah tiang yang disebut tiang tamban suko mananti, barisan ketiga memanjang bangunan terdapat 12 buah tiang yang disebut tiang tangah manti salapan. Salah satu dari 12 tiang ini disebut tonggak tuo, atau disebut juga tiang panjang simajolelo yang terletak di bagian kanan setelah pintu masuk. Barisan keempat berjumlah 12 tiang disebut tiang dalam puti bakuruang yang menjadi penopang bagian tengah rumah. Selanjutnya 12 tiang lagi disebut tiang salek dindiangnyo samiek. Barisan tiang ini membatasi dinding belakang dengan bagian muka bilik. Delapan tiang lagi di bagian belakang disebut tiang dapua suko dilabo. Kedua anjung di ujung kiri dan kanan rumah adalah tempat tahta raja, yakni Rajo Tuo di Anjung Emas dan Tuan Gadih di Anjung Perak.
Ukiran yang membalut Istano Silinduang Bulan berjumlah lebih dari 200 macam motif ukiran. Hampir seluruh motif ukiran Minangkabau terdapat di Istano Silinduang Bulan. Ukiran itu mendominasi bentuk luar fisik bangunan yang kaya dengan simbol-simbol. Setiap ukiran dan penempatannya mempunyai makna sendiri-sendiri, sebagai tanda bahwa Istano Silinduang Bulan adalah rumah gadang raja atau sebagai pusat adat. Kini istana tesebut sedang direnovasi, setelah mengalami kebakaran pada tanggal 21 Maret 2010.


TABEK PATAH

Tabek Patah, ialah sebuah nama panorama di Nagari Tabek Patah, Kec. Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Panorama yang mengagumkan ini berjarak sekitar 16 km dari pusat Kota Batusangkar, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanah Datar. Dari panorama ini bagi anda yang suka berwisata alam akan sangat menikmati. Sebab dari panorama ini kita bisa menikmati keindahan alam Nagari Tabek Patah dengan dihiasi lanskap pegunungan Merapi.

Panorama yang terletak di antara dua kota, Bukittinggi dan Batusangkar ini merupakan tempat yang sangat sejuk. Karena selain tempat ini merupakan perbukitan, di sekitar panorama ini juga terdapat hutan pinus yang menambah kesejukan saat berada di panorama ini.

Istilah Tabek patah berasal dari dua kata yaitu, tabek (kolam) dan patah (terbagi jadi dua bagian). Menurut sebuah cerita ada sebuah kolam yang patah, sehingga kolam tersebutterbagi jadi dua bagian. Di bagian utara dikenal dengan Talago Pakis. Sedangkan di bagian selatan disebut dengan Aie Taganang.


DANAU SINGKARAK
Danau Singkarak adalah sebuah danau kawah yang sangat besar di dalam pemandangan alam vulkanik yang dramatis. Tersebar di dua kabupaten, Solok dan Tanah Datar, danau besar dengan luas 1000 hektar. Danau terluas di Sumatera dan danau terbesar kedua di pulau tersebut, setelah Danau Toba. Sebuah dunia yang tenang, pemandangan menakjubkan dan spektakuler menanti di sini. Di sini Anda dapat merangkul keindahan alam Indonesia yang sangat terkenal.
Danau Singkarak terkenal dengan ikan Bilih nya yang merupakan spesies ikan yang hanya hidup di danau ini saja. Ikan ini sangat unik karena tidak dapat bertahan hidup di mana saja, bahkan di dalam akuarium  kecuali di Danau Singkarak.


ISTANO BASA PAGARUYUNG

Istana Basa Pagaruyung bertingkat tiga dengan 11 gonjong atau puncak atap setinggi 60 meter dengan atap dari ijuk. Dinding Istana penuh dengan ukiran khas Minangkabau, termasuk dua rumah tabuah, rangkiang patah sambilan.
Pagaruyung menyiratkan nama sebuah kerajaan Minangkabau yang pernah berkuasa di wilayah tengah Sumatera. Wilayah kekuasaan politik Pagaruyung merupakan wilayah yang budaya Minangkabaunya berkembang. Dahulu dikuasai oleh kerajaan Dharmasraya, kerajaan Malayapura yang diperintah oleh raja pertama bernama Adityavarman, keturunan Jawa-Minangkabau, Pagaruyung terletak di Tanah Datar, Sumatera Barat, seratus kilometer ke pedalaman dari kota Padang, dekat dengan Danau Singkarak yang indah.
Kerajaan Pagaruyung membangun istana mereka di sebuah bukit bernama bukit batu patah, tempat ini sebenarnya merupakan tempat asli istana kerajaan yang disebut Istana Si Linduang Bulan. Di sini keturunan raja masih hidup dan melindungi tradisi, nilai, dan pasti artefak sejarah. Istana yang sekarang berada di pinggir jalan Tanjung Emas ini sebenarnya merupakan replika dari istana asli dan bernama Istana Basa Pagaruyung.


NGARAI SIANOK

Ngarai Sianok memiliki dua dinding yang hampir vertikal dan saling berhadapan. Tingginya sekitar 100 sampai 200 meter dan panjangnya sekitar 15 km. Dinding ini membentuk ngarai dimana Anda bisa melihat ladang padi yang luas dan sungai. Ngarai ini dipisahkan oleh Bukittinggi dan Gunung Singgalang.
Keindahan Ngarai Sianok dapat dilihat dari Taman Panorama di Bukittinggi atau Anda bisa juga pergi langsung ke Ngarai, yang merupakan area pemukiman dan ladang padi. 


BUNKER JEPANG
Bunker Jepang yang terletak di kota Bukittinggi dibangun oleh orang Indonesia melalui kerja paksa dibawah tekanan tentara Jepang yang menduduki Indonesia dari 1942 sampai 1945. Bunker bawah tanah ini memiliki panjang 1.470 meter dan berjarak 40 meter di bawah Ngarai Sianok. Terdapat 21 terowongan di dalam bunker yang digunakan untuk menyimpan amunisi, tempat tinggal, ruang pertemuan, ruang tahanan, ruang makan, dapur, ruang sidang, ruang penyiksaan, ruang mata-mata, ruang penyergapan, dan pintu gerbang untuk melarikan diri. Menjelajahi kompleks terowongan dan gua adalah petualangan yang nyata.
Anda dapat melihat bagaimana tempat ini menjadi benteng pertahanan yang kuat. Terowongan ini berdiameter tiga meter  dan mempunyai dinding yang begitu tebal sehingga suara diluar sana tidak dapat terdengar. Terowongan ini termasuk luas, hampir dua hektar, dan memiliki enam pintu. Satu pintu terletak di Taman Panorama sementara yang lain di jalan menuju Ngarai Sianok.


KOTO GADANG
Untuk tingkat sebuah kampung, Koto Gadang memang fenomenal. Nagari yang hanya terdiri dari tiga jorong itu (Koto Gadang, Gantiang, dan Subarang Koto Gadang) sudah lebih awal mengecap kemajuan, jauh mendahului ratusan ribu desa-desa lainnya di seantero Republik ini. Dan untuk ukuran sebuah nagari, kemajuan itu boleh dikatakan hampir sempurna dan..sungguh menakjubkan!

Koto Gadangnagarinya the saint Tuanku Malim Kecil, meminjam istilah Jeffrey Hadler (2008:118)adalah contoh mikro sebuah masyarakat timur yang lebih awal memperoleh pencerahan (enlightenment) Barat. Akan tetapi, sungguh ajaib, mengapa pencerahan itu mampir di Koto Gadang pada abad ke-19, sebuah desa kecil dalam belantara keterbelakangan dunia timur pada zaman itu?

Sampai akhir abad ke-18 Koto Gadang, seperti banyak nagari lainnya di Minangkabau, adalah sebuah kampung yang tak pula bebas dari keterbelakangan yang dibikin sengsara oleh pergolakan agama. Seperti dicatat dalam Naskah Tuanku Imam Bonjol, Koto Gadang ikut menjadi sasaran jihad Kaum Paderi. Mereka pun melakukan purifikasi agama di nagari ini di bawah pimpinan Tuanku nan Kecil.


DANAU MANINJAU
Danau Maninjau yang indah di Sumatra Barat adalah salah satu yang terhening di Indonesia. Dengan seluas 100 m², danau ini merupakan kejaiban alam yang luar biasa dan tempat yang tepat untuk menenangkan diri dan menikmati suasana hidup yang tenang. Datanglah ke danau kuno ini untuk melarikan diri Anda dari kesibukan dan keramaian kota. Danau Maninjau mempunyai pemandangan yang sangat indah bertengger di perbukitan setinggi 461 meter di atas permukaan laut. Untuk sampai ke danau ini, Anda harus mengambil jalan curam menurun dari Bukittinggi. Perjalanan akan berliku-liku dengan tikungan tajam. Perjalanan ke danau ini jelas akan memukau Anda dengan pemandangan luar biasa ke arah danau biru berkilauan dan bukit-bukit sekitarnya.
Danau ini lebih dari sekedar landmark indah tetapi  juga merupakan warisan budaya masyarakat setempat. Legenda Bujang Sembilan mewarnai kisah danau ini. Menurut cerita rakyat setempat, salah seorang pria dalam kisah itu mati dengan cara terjun ke kawah kemudian kawah meluas dan membentuk sebuah danau.
Dengan mengagumi pemandangan dan kedamaiannya, kunjungan ke Danau Maninjau akan membuat pikiran Anda disegarkan. Jika Anda mencari pemandangan yang fantastis maka resort Maninjau bertengger di puncak bukit  menawarkan beberapa pemandangan terbaik danau ini.
Desa Maninjau terletak di dekat danau dan tempat ini terkenal sebagai tanah kelahiran Buya HAMKA. Seorang novelis  terkenal di Indonesia yang menulis buku fenomenal berjudul "Tenggelamnya Kapal Van der Wijk". Tokoh lain yang lahir di sini adalah Rangkayo Rasuna Said, yaitu salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Namanya telah diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di Ibu Kota DKI Jakarta.


KEPULAUAN MENTAWAI

Kepulauan Mentawai sendiri merupakan rangkaian pulau non-vulkanik dimana gugusan kepulauannya merupakan puncak dari suatu punggung pegunungan bawah laut. Ada empat pulau yang membentuk Kepulauan Mentawai yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan. Lokasi pulau-pulau tersebut berada di lepas pantai Provinsi Sumatera Barat yang memanjang dan dikelilingi Samudera Hindia. 
Pulau Siberut adalah pulau terbesar di kepulauan ini dan satu-satunya yang memiliki pelayaran regular dengan Kota Padang di Sumatera Barat. Pusat pemerintahan kabupatennya sendiri berada di Tuapejat, yaitu sebelah utara Pulau Sipora.
Surfing atau selancar telah menjadi ikon wisata Kepulauan Mentawai, bahkan tidak jarang digelar kompetisi surfing bertaraf internasional di sini.  Sedikitnya tersebar 400 titik surfing di Kepulauan Mentawai. Ombaknya beraggam dan menantang, bahkan beberapa gulungan ombaknya termasuk dalam kategori extreme yang dicari peselancar dari berbagai penjuru dunia.


DANAU KEMBAR
Danau Diatas dan Danau DiBawah sering disebut juga sebagai Danau Kembar. Meskipun disebut kembar, keduanya sungguh berbeda baik luas, bentuk, maupun ketinggiannya. Uniknya danau yang letaknya lebih tinggi itu disebut Danau Di bawah. Keduanya berada saling berdampingan di jajaran Bukit Barisan. Jarak di antara keduanya hanya sekitar 300 meter sehingga disebutlah Danau Kembar.
Anda yang hobi memancing bisa menyalurkannya di sini. Anda juga bisa melihat Gunung Api Talang yang masih aktif. Kawasan Danau Kembar juga memiliki agroturis yang luas dan khas, seperti perkebunan teh, markisa, dan sayur-mayur. Di kawasan ini juga tersedia wisata outbond, tracking, olah raga air, dan kegiatan rekreasi lainnya. Sepulang menikmati panorama Danau Kembar, Anda dapat membeli beraneka ragam jenis bunga di sekitar danau.


SAWAH LUNTO

Di Sumatera Barat terdapat sebuah kota tua bernama Sawahlunto. Kota ini berjarak 90 km dari kota Padang. Ketika sampai di kota ini maka Anda akan disuguhi pemandangan bangunan tua yang masih terpelihara sisa peninggalan Belanda. Bangunan-bangunan tersebut kini masih dimanfaatkan sebagai tempat tinggal penduduk, perkantoran, atau aneka kios.
Pada abad pertengahan ke-19, Sawahlunto merupakan sebuah kota tambang setelah ditemukannya batubara di Sungai Ombilin oleh Ir, De Greve. Kemudian tahun 1888 pemerintah Hindia Belanda mulai mendirikan berbagai fasilitas pertambangan batubara terutama transportasi. Untuk memudahkan transportasi pengangkutan batubara dari kota Sawahlunto menuju kota Padang, Pemerintah Hindia Belanda saat itu memperpanjang jalur kereta api ke kota Sawahlunto pada tahun 1894.


KAMPUNG CINA

Bangunan bergaya Tiongkok menghiasi sudut Pondok. Ruko-ruko dua lantai, rumah duka, bekas hotel, pabrik, kelenteng semuanya masih mempertahankan bentuk aslinya. Banyak bangunan yang telah berusia lebih dari lima puluh tahun sehingga telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya. Lampion berwarna merah menyala tergantung di dekat kelenteng tua di salah satu sudut jalan. Beberapa rumah hancur karena diguncang gempa besar tahun 2009. Rasa trauma akan gempa membuat sebagian warga Pondok memilih untuk eksodus dari Padang. Yang tersisa adalah sejumlah bangunan tak bertuan. Kumuh dan rapuh. Banyak bangunan yang rusak pasca gempa belum diperbaiki sampai sekarang. Menunggu kehancurannya dimakan usia.



1 komentar:

  1. maaf,saya ingin memberi tambahan tempat wisata yg belum ada di blog ini.Yaitu di Sawahlunto sekarang sudah ada tempat wisata baru yg disebut dengan Danau Biru,dimana dananu tersebut terletak di daerah kawasan kandi.Mohon dimasukkan pula ke dalam blog ini,terimakasih.

    BalasHapus